Manumatic

Betapa beruntungnya VAG (VW-Audi Group, termasuk Porsche di dalamnya), nama manumatic nyaris tak (pernah) ada yang nyebut. Apapun merk mobilnya, semua dibilang dengan Tiptronic (TM) ketika punya transmisi manumatic.

Manumatic adalah gabungan kata manual & automatic. Sebuah bentuk transmisi otomotif.

Manumatic aslinya adalah transmisi otomatis – yang bekerja dengan torque-converter, yang memberikan kemudahan pengemudi untuk lebih mengendalikan posisi gir, “persis” transmisi manual, cuman tanpa ngopling.

Tidak ada yang berbeda tentang pengendalian manumatic ini. Bisa pake tuas di konsol sebagaimana kebanyakan mobil atau tuas di kolom setir seperti khas pada beberapa pabrikan. Fitur terbaru (meski udah lama) tuas pengendalian ini adalah dalam bentuk paddle-shift, sebuah tuas ‘kuping’ di bawah lingkar kemudi.

Dalam bahasa yang sederhana, perbedaan automatic biasa dengan manumatic kurang lebihnya (bercermin dari kelakuan Steptronic(TM) lawasnya BMW):

  • Pada transmisi automatic, gigi maksimal adalah sesuai tuas level yang kita geser. Umpamanya kita geser tuas ke posisi 3, maka gigi yang bekerja adalah 1 – 2 – 3, sesuai kondisi (rpm, kecepatan, beban) yang itu dikendalikan sepenuhnya oleh komputer, meskipun mbil kita punya 5 tingkat percepatan (5 speed) misalnya. Alias, gigi 4 dan 5 ndhak akan dipake.

    Jika mobil mulai start, maka dia akan menggunakan gigi 1 dulu, kemudian naik/turun sesuai kondisi, dan jika mobil berhenti/pelan, maka dia akan turun gigi (down-shift) dengan sendirinya.

    Pada manumatic, posisi gigi persisi seperti manual. Kalo kita geser di gigi 3, selama ndhak kita naik/turunkan maka yang kepake ya gigi 3 itu terus. Mobil bisa mengejan jika start dari gigi 3 dan tidak akan turun gigi dengan sendirinya saat berhenti. Namun di Tiptronic, gigi akan tetep diturunkan ke gigi 1 jika mobil berhenti sempurna.

  • Pada automatic, tidak terdapat mekanisme pengaman redline. Misalkan kita geser tuas level ke gigi 3, maka meski rpm nyentuh redline yangmana mesin meraung kencang, gigi tertinggi yang dia pake ya tetep gigi 3.

    Pada manumatic, malah terdapat mekanisme pengaman. Misal tuas berada di gigi 3. Jika rpm menyentuh redline, maka komputer akan memaksa memerintahkan transmisi untuk up-shift agar mesin dan transmisi aman dari potensi jebol.


– Transmisi automatic ‘biasa’ pada BMW. Angka 2-3-4-D tersebut adalah pembatas maksimal gigi yang dipakai. Jika tuas level dipasang di posisi 3, maka gigi yang dipakai maksimal gigi 3 alias mobil akan berjalan pada gigi 1-2-3 saja sesuai kebutuhan/perintah komputer yang mengkalkulasi RPM, kecepatan, beban, dll.


– Transmisi manumatic Steptronic (TM) pada BMW. Perhatikan ada mode manual dengan tanda + untuk naik gigi (up-shift) dan – untuk turun gigi (down-shift).

Tiga gambar di bawah ini adalah bentuk tuas Steptronic pada BMW yang berbentuk Joystick, bentuk terbaru tuas Steptronic BMW.

Sementara “kuping” di atas/di belakang lingkar setir ini adalah tuas (tambahan)/paddle-shift, untuk menaikturunkan gigi tanpa tangan pengemudi harus berpindah dari lingkar kemudi.

Apa sih untungnya manumatic?

Prinsip dasarnya adalah: manusia tetep lebih berkuasa ketimbang mesin.

Dengan manumatic, supir bisa lebih pas mengatur gigi saat ingin memperoleh engine-brake misalnya, atau di-downshift pas mau nyalip biar lebih responsif lagi. Meski pada beberapa kendaraan transmisi automatis ‘biasa’ tingkat responsibilitasnya -baik responsibilitas upshift maupun downshift-nya- udah buaik sekali.

Bahkan komputer otomatis ‘biasa’ kadang bisa bekerja lebih baik: memutuskan posisi gigi dan posisi RPM (ya, komputer bisa mengatur sendiri kebutuhan gas/RPM mesin) lebih cepat dan tepat ketimbang waktu yang dibutuhkan supir untuk menentukan “baiknya saya pindah ke gigi berapa dengan tekanan gas seberapa” pada mobil manual 😀

Lantas, apa dong kelebihannya manumatic kalo (pada beberapa pabrikan) transmisi otomatis yang ‘biasa’ aja udah sedemikian canggih, responsif, cepat, dan tepat menyesuaikian diri?

Well, biar bagaimanapun, feel-nya manumatic tetep aja beda, lebih gimanaaa gitu ketimbang transmisi otomatis biasa. Bawa manumatic secara bawa mobil manual, dan konon di luar negeri, mobil manual itu identik dan sangat lekat erat kaitannya dengan mobil sport.

Dengan kata lain, dewasa ini mobil manual itu justru banyak yang jadi pilihan khusus (yakni untuk keperluan sport tadi), saat era transmisi otomatis pintar (yang dikendalikan dengan komputer) sudah merebak.

Jadi mungkin kelebihan manumatic cuman pada feel-nya itu doang! 😛 😀 Atau anggap aja itu sekedar bonus, toh manumatic juga tetep punya mode D yang mana supir bener-bener tinggal injek gas sama rem, dan bebas peduli terhadap (urusan pindah tuas) transmisi di sepandang mengemudi.

Bahkan pada kondisi tertentu, transmisi otomatis ‘biasa’ justru punya kelebihan yang tak bisa ditandingi oleh transmisi manumatic, yakni saat kita pingin italian-tuning – menghela mobil dengan rpm 5000 selama 30 detik, transmisi otomais ‘biasa’ malah lebih nyaman untuk kegiatan ini. Tinggal pasang tuas di level 1 atau 2 dan hela mobil pada 5000rpm selama 30detik, mobil masih akan terbatas kecepatannya, tidak akan melaju super kuencanggg. Sementara pada manumatic, bisa jadi komputer akan memerintahkan dia upshift.

***

PADA beberapa kendaraan, tuas transmisi -baik manumatic maupun automatic- seringkali dilengkapi dengan tombol mode: “Normal”, “Sport”, atau mode lainnya. Prinsip sederhana dari pilihan ini adalah pada rentang berapa RPM gigi akan dipindahkan.

Pada saat mode “Sport” dipilih misalnya, maka komputer akan memerintahkan perpindahan gigi pada RPm yang sangat tinggi. Sehingga mesin berkesan galak tarikannya dan kenceng raungannya 😀

Sementara pada mode “Normal” misalnya, perpindahan gigi dilakukan pada RMP yang lebih rendah sehingga mobil terkesan nyaman, halus, dan lembut.

Nama Dagang

Manumatic adalah nama mekanis dari sistem transmisi manual-otomatis. Pabrikan-pabrikan, membuat nama dagang sendiri-sendiri, yang mungkin karena sedikit sentuhan-sentuhan perbedaan yang disematkan masing-masing.

Steptronic pada BMW misalnya, dia hanya punya mode D (Drive), S (Sport), dan manual dengan pergeseran +/-. Tiptronic pada Audi era akhir 90an, tetep punya level gigi (jadi ada level 1-2-3-4-D) plus mode manual.

Nama dagang terkenal lain adalah G-Tronic milik Mercedes-Benz.

Beberapa nama dagang manumatic antara lain:

  • Tiptronic, milik Porsche yang dilisensikan ke beberapa pabrikan lain, khususnya dalam VAG (VW-Audi Group) yang mana Porsche sendiri bernaung, termasuk: Volkswagen (VW), Audi, Seat, Skoda, Bugatti, Lamborghini)
  • Steptronic, milik BMW Group.
  • G-Tronic punyanya Mercedes-Benz
  • Aston Martin: Touchtronic
  • Ford: SelectShift
  • Holden: Active Select
  • Honda: iShift
  • Hyundai: Shiftronic
  • Mazda: ActiveMatic
  • Mitsubishi: INVECS, INVECS II, INVECS III
  • Nissan: Xtronic, yang versdi CVT dengan ‘mode manual’ dinamai “Xtronic CVT”.
  • Proton: PROTRONIC
  • Toyota: ECT
  • Volvo: Geartronic
  • Volvo Trucks and buses: I-Shift

Koreksi

Posting ini adalah gambaran kurang-lebihnya dan digambarkan secara sederhana, tidak terlalu mendetail. Seiring waktu, mungkin (sudah) ada perubahan, baik detail mekanisme teknologi maupun nama dagang yang dipakai oleh para pabrikan.

Silakan lengkapi keterangan dasar dan awal ini dengan perkembangan informasi mengenai manumatic – yang saat ini perlahan kayaknya mulai digeser oleh transmisi kopling ganda (DCT – Dual-clutch Transmission).

Jika transmisi automatic/manumatic bekerja dengan menggunakan torque-converter yang memutar (menggangsing) oli untuk menciptakan tekanan pada kopling untuk menggerakkan gigi-gigi transmisi; maka transmisi DCT mekanismenya seperti transmisi manual ‘murni’, cuman ngelepas-rekat plat kopling dan perpindahan giginya digerakkan secara elektronis dan (bisa) dikendalikan oleh komputer sehingga tidak memerlukan lepas-rekat kopling secara (injek)manual sebagaimana transmisi manual seperti biasanya.

Dan karena bisa bekerja & berpindah (naik/turun) gigi secara otomatis dengan kendali oleh komputer inilah maka transmisi ‘manual’ ini kemudian berubah predikat menjadi transmisi otomatis.

SEKALI lagi, posting ini saya ketik cuman dengan referensi dan pengalaman yang sangat sepintas, terbatas, sambil lalu, dan sekenanya. Karena itu mohon gali referensi tambahan lagi. Jangan lupa untuk ngoreksi, ngklarifikasi, nambahi, atau ngurangi jika ada kekeliruan dari apa yang ada di sini.

CMIIW, CMIIW, CMIIW.

– FHW,
bisa manual, bisa otomatis 😉

————————
Untuk ulasan, diskusi santai dan chit-chat silakan login ke sini Angkringan-online Bimmerfan Mataraman http://m.facebook.com/groups/323699264381705

MEMILIH BMW – THE SERIES

Memilih BMW Pt. I https://freemindcoffee.wordpress.com/2011/04/11/memilih-bmw/
Memilih BMW Pt. II https://freemindcoffee.wordpress.com/2011/05/01/bimmer-the-series-memilih-mobil-pertama-kita/
Memilih BMW Pt. III https://freemindcoffee.wordpress.com/2011/06/08/bimmer-the-series-memilih-bmw-pt-iii/
Memilih BMW Pt. IV https://freemindcoffee.wordpress.com/2011/06/23/bimmer-the-series-m5-murah-meriah-mewah-mangstabs-maknyusss/
Memilih BMW Pt. V https://freemindcoffee.wordpress.com/2011/06/27/bimmer-the-series-sebuah-bmw-tua/
Memilih BMW Pt. VI https://freemindcoffee.wordpress.com/2012/01/14/bimmer-the-series-bmw-e36-318i-vs-320i/
Memilih BMW Pt. VII https://freemindcoffee.wordpress.com/2013/04/24/bimmer-the-series-alhamdulillah-thanks-allah/

Memilih BMW The Series: Harga Pasaran BMW Bekas https://freemindcoffee.wordpress.com/2014/09/23/bimmer-the-series-harga-pasaran-bmw-bekas/

Posting-posting BMW https://freemindcoffee.wordpress.com/category/kumis-hitler/

5 tanggapan untuk “Manumatic

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.