Perlakuan Transmisi Matic BMW

#BongkarPM

Selamat siang Om. Apa kabarnya niy?

Saya ada sedikit pertanyaan nih. Saya belum lama beralih ke e46, sama halnya juga saya belum lama menggunakan mobil matic. Cara saya mengendarai matic juga cuma berdasarkan pengetahuan awam saya, sesuai kebanyakan cara orang mengendarai mobil matic.

Pertanyaan saya, apa benar ada beberapa perbedaan antara transmisi matic BMW dengan mobil lain pada umumnya, katakan saja dengan mobil Jepang?

Untuk pertanyaan saya ini hanya saya fokuskan pada cara mengendarainya.

Simpelnya yang saya tau pada mobil matic kebanyakan, jika berkendara kemudian berhenti sesaat mesin hidup seperti di traffic light, baiknya memindahkan tuas ke N jangan di tahan di D. Namun saya pernah dengar dan baca juga, jika pada BMW hal tersebut justru tidak dianjurkan.

Matic pada BMW didesain untuk memudahkan pengguna, cukup pindahkan ke D ketika hendak berjalan, dan N ketika sudah berhenti lalu pindah ke P saat mesin dimatikan. Apakah benar begitu om? Lalu tuas N itu baiknya digunakan saat posisi mobil sedang bagaimana?

Terimakasih sebelumnya om.

Badak birunya om matic apa manual ya?

Pak Dosen Alfa William Rose

Well, tengkiu PM-nya. Badak biru matic koq… 😀

Transmisi matic BMW rasanya sama aja kayak mobil lain, khususnya yang udah matic pake ECU (pindah giginya udah dikendalikan komputer, bukan pake tekanan oli/mekanis). Dan nyaris semua mobil matic era milenium ini udah pake ECU matic. Dan penggunaannya sebagaimana yang njenengan utarakan: cukup pindahkan ke D ketika hendak berjalan, dan N ketika sudah berhenti lalu pindah ke P saat mesin dimatikan. Udah, itu aja 😀

Cuman, transmisi D emang boleh ditahan -pas lampu merah misalnya- asal ndhak lebih dari 120detik. Mungkin tiap tipe beda, pastinya cek di buku manual. Lebih dari itu, pindahkan ke N (konon agar oli maticnya tetep terus diputar), so jangan lupa handbrake.

P, sesuai namanya, dipakenya pas parking aja. Tapi ati-ati kalo parkingnya di tempat yang ndhak datar. Upayakan berhenti, tarik handbrake dulu, baru pindah tuas ke P. Kalo ndhak, biasanya akan ada sedikit geser, jadi mobil bisa ngejedhag pas mau dijalankan lagi.

MUNGKIN yang dikhawatirkan kebanyakan orang agar jangan suka mindah-mindah tuas matic adalah buat mobil matic jaman dulu, yang perpindahannya masih mekanis. Mobil matic jaman dulu emang belom bisa shift on the fly. Mindah giginya, mobil mesti berhenti atau pada kecepatan sangat rendah. Kalo ndhak, matic bisa ambrol.

ECU Pinter

Mobil matic sekarang udah pinter-pinter. Bahkan ECU maticnya bisa berpikir juauh lebih cepat ketimbang kita memutuskan pake gigi berapa umpanya pake manual. Kita jalan nyantai, kemudian jalannya agak nanjak. Kala komputer mobil membaca ada reduksi kecepatan pada rpm yang stabil, dia akan shift-down dengan sendirinya.

Belom lagi mulai generasi tertentu (mulai E34 generasi kedua kayaknya), maticnya udah punya multi-mode. Rentang RPM perpindahan giginya beragam. Tidak harus di titik 2500 RPM. Tergantung kondisi kita berkendara, dan itu semua dianalisis komputer dengan waktu yang super cuepattt! :O

Belom lagi fitur “lepas converter”. Pada kecepatan tinggi dan stabil, matic tidak lagi digerakkan oleh konverter. Konverter akan diistirahatkan, tenaga dari mesin bisa langsung ke penggerak! :O

Pun dengan steptronic (nama dagang manumatic di BMW). Sesungguhnya itu adalah matic udah bisa kita main-mainkan seenaknya, asal ada pertimbangan dan perhitungannya.

Pada matic biasa, yang cuman 1-2-3-4-D, tuas bisa kita naik-turunkan sesukanya. Tapi pada kecepatan tinggi kemudian tuas kita geser ke 2, ya mesin akan meraung kesakitan. Artinya, sepandai dan secanggihnya matic, tetep kita manusianya inilah yang masih punya kekuasaan penuh untuk menentukan nasibnya 😀 Hehehehe….

***

JADI jangan khawatir dengan matic njenengan. Pakai dengan santai aja seperti pakem itu tadi: cukup pindahkan ke D ketika hendak berjalan, dan N ketika sudah berhenti lalu pindah ke P saat mesin dimatikan. Udah, itu aja 😀

Dan sekali-sekali mbok dimainkan itu steptronicnya. Makenya persisi kayak mobil manual, kecuali kita ndhak perlu nginjek kopling lagi. Dan jangan kaget, meskipun itu “manual”, kalo RPM nyentuh redline, komputer akan shift-up dengan sendirinya, agar mesin dan matic ndhak menggos-menggos dan berpotensi rusak.

Terakhir, jangan lupa maintenisnya. Kuras oli maticnya secara teratur sesuai buku manual atau sesuai spek olinya. Jangan kayak saya 😛

Selamat menikmati matic canggih BMW, meski itu ada di BMW taon tua 😀

IMHO, CMIIW, CMIIW, CMIIW. Kalo ada koreksi, mohon dikomeng. Dan kalo chit-chat, selalu paling enak emang di angkringan-online.

– FHW,
masih bisa kick-down

Mengenal Transmisi Automatic ada di di sini https://freemindcoffee.wordpress.com/2012/10/04/mengenal-transmisi-automatic/

4 tanggapan untuk “Perlakuan Transmisi Matic BMW

  1. Kalo di biem yg ada start-stopnya, dgn posisi tuas transmisi tetap di D ketika berhenti sambil injak rem auto start-stop akan fungsi, mesin mati, kalo dioper ke N auto start-stop jd ga fungsi.
    Kalo biem lama yg ga ada fungsi tersebut kalo saya ya pindahin ke N, ngirit kampas rem, hehe

    Disukai oleh 1 orang

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.