Tabiat jelek saya: enggak menghitung uang.

Lulus kuliah, saya pekerja jadi karyawan. Kerja ikut orang. Harus nuruti perintah juragan meskipun kadang (baca: sering) saya tidak menyepakatinya secara manajerial: karena apa yang saya idekan mustinya akan lebih efektif, efisien, dan indah secara operasional. Tapi yang namanya jongos meski jabatan saya mentereng: head of …, ya saya harus tetap tunduk sama sesiapa yang menjadi atasanLanjutkan membaca “Tabiat jelek saya: enggak menghitung uang.”

Sepatu 41

Sepatunya yang ‘barusan’ berumur setahun udah enggak muat. Solnya sempat terkelupas sedikit – dan sempat kami jahitkan. Namun ujung jempolnya sobek kecil. Hendak membelikannya, kami tak langsung menuju toko sepatu, yang hari-hari sebelumnya kami udah sempat jalan-jalan dan memperhatikan harga beberapa item sepatu yang cocok untuk si kecil. Kami buka dulu Lapak Jual Beli Kediri.Lanjutkan membaca “Sepatu 41”

Ikonik

Pernahkah Anda mengidentifikasikan sebuah produk, atau merk, hanya dari siluetnya saja? Tentu kita semua pernah, meski tidak semua produk ikonik kita mengenalnya, mungkin karena batasan preferensi dari subyektif kita masing-masing. Merk atau produk yang meresap di mindset/benak kustomernya (harus) akan mudah dikenal dari ikon, atau siluetnya. Mereka gampang dikenali, selain karena umur merk/produk mereka memangLanjutkan membaca “Ikonik”

Desain: Software Bajakan

Di kota kecil Kediri, harga jasa setting cuman 20rb. Di sini, kebanyakan orang ngertinya cuman setting, belom sampe taraf (memahami) desain. Plus penyedia jasa layanan setting ndhak perlu mengembalikan investasi pembelian software/perangkat lunak orisinal yang harganya bukan lagi mahal, tapi mihil. Yang tinggal di Kediri pasti memahami hawa ginian ini. Kalo ndhak pinter-pinternya menyusupkan chargeLanjutkan membaca “Desain: Software Bajakan”